HAL-HAL YANG PERLU ANDA KETAHUI

1. PASPOR DAN MUASASAH
Mungkin karena banyaknya kejadian yang menggunakan visa umrah namun setiba di Saudi justru kabur dari rombongan dan menjadi TKI/TKW/Over Stay menunggu Haji, maka banyak Muasasah (yang mengeluarkan visa) menahan paspor jamaah setiba di Saudi.

Setelah melewati proses imigrasi, biasanya pihak Muasasah sudah berdiri di depan pintu keluar, dan mengambil paspor jamaah. Paspor ini akan discan dan baru dikembalikan ke petugas yang menjemput di bandara (yang mengurus LA). Paspor akan dibawa oleh sopir bis untuk kemudian diserahkan ke pihak muasasah yang sudah menunggu di Madinah. Paspor itu baru diberikan ke sopir bis saat jamaah hendak ke Mekah. Saat tiba di Mekah, pihak Muasasah yang ada di Mekah sudah menunggu di depan hotel, dan paspor akan disimpan di kantor Muasasah. Demikian juga ketika hendak pulang ke Jeddah, paspor dibawa oleh sopir bis, dan baru diserahkan ke petugas yang mengurus LA.

Meski ada beberapa muasasah yang membebaskan groupnya untuk membawa paspor sendiri, tanpa disimpan di Muasasah, namun jumlahnya sedikit sekali.

Itulah mengapa jarang ada jamaah yang menunaikan ibadah umroh yang dapat bepergian dengan menggunakan bus umum, karena paspor tidak ditangan. Sementara untuk naik bus antar kota, dibutuhkan identitas, iqomah (KTP Saudi) ataupun paspor.

2. PERATURAN DI BANDARA JEDDAH/MADINAH 
Di Bandara King Abdul Azis Jeddah, terdapat 4 terminal. Terminal  Haji, Terminal Khusus Saudia Airlines (SV), Terminal Internasional, dan Terminal Kerajaan. Kebanyakan maskapai dari Indonesia landing di Terminal Haji.

Jika di bandara internasional di negara lain, setiap orang bisa masuk/keluar bandara dengan mudah. Di Jeddah, aturannya, hanya penumpang yang bisa masuk ke area terminal. Orang yang tidak mempunyai kepentingan agak sulit untuk bisa masuk ke terminal, karena harus melewati pos pemeriksaan (tabtis) yang dijaga oleh tentara. Di pos itu akan dicheck tiket, jika tidak ada tiket, maka tidak bisa masuk.

Itulah kenapa muthawif yang akan menemani jamaah selama di Saudi tidak dapat ikut menjemput di terminal. Ia menunggu di luar bandara. Karena hanya petugas bandara yang sudah mempunyai izin yang bisa masuk ke terminal.

Jadi, jangan berpikir begitu landing kita dengan mudahnya mencari bis umum untuk ke Madinah/Mekah. Sepanjang sepengetahuan kami, hal itu tidak mungkin. Jadi, agak sulit jika jamaah ingin murni backpacker-an ke Mekah.

3. AKOMODASI
Ada perbedaan standarisasi penamaan hotel berbintang antara di Indonesia dengan di hotel-hotel yang ada di Mekah, Madinah, dan Jeddah. Untuk fasilitas ukuran kelas melati di Indonesia, untuk di Saudi sudah dikategorikan bintang 3. Demikian juga dengan pelayanan. Jika di Indonesia, penginapan kelas melati pun disediakan air minum. Namun di Saudi, hotel bintang 5 pun ada yang tidak menyediakan air minum. Sementara air kran yang ada tidak layak untuk diminum.

Selain itu, jika di Indonesia, saat menginap di bintang 3, dengan serta merta petugas hotel akan membawakan kopor hingga ke kamar. Ini tidak terjadi di Saudi. Kopor-kopor sering kali hanya di letakkan di satu lantai, dan jamaah mengambil masing-masing. Kecuali untuk bintang 5+, jamaah akan menerima kopor di depan kamar. Meski harus sabar menunggu karena petugas harus mendistribusikan kopor-kopor jamaah yang lain.

Hal lain yang membedakan antara hotel di Indonesia dan Saudi adalah space kamar. Di Saudi, selain hotel bintang 4 dan 5, kamar yang ditempati tidak terlalu luas. Dengan space yang sedemikian, terkadang pihak hotel mengisinya lagi dengan bed, hingga yang harusnya hanya untuk double, jadi terhitung triple/quad.


4. PENGHITUNGAN HARI
Penghitungan hari dimulai sejak jamaah check in di hotel pertama saat tiba di Saudi hingga check out di hotel terakhir sebelum kembali ke tanah air. Sejatinya, jam check in dimulai sejak jam 13.00. Jam check out jam 12.00. Namun pada praktiknya,  jam check in bisa molor ke jam 15, karena jamaah yang check out baru bisa meninggalkan hotel setelah Shalat Dzuhur dan makan siang. Sementara jam shalat ditentukan oleh musim. Tentu berbeda antara musim dingin dan musim panas. Ini berakibat pada tidak dapat dipastikannya jam check in dan check out di semua hotel/apartemen baik di Mekah ataupun Madinah.

Dalam hal ini, tidak dikenal early check in. Jika jamaah masuk ke hotel/apartemen sebelum jam check in, meski itu hanya 5 jam lebih awal, sudah terhitung 1 hari. Jadi, jika jamaah tiba di hotel/apartemen tanggal 25 jam 8 pagi dan ingin masuk ke kamar, harga hotel yang dibayar sama dengan yang check in tanggal 24 jam 3 sore. Kami perlu jelaskan seperti ini agar jamaah maklum.



2 komentar: